ProfiL - Icuk Sugiarto Atlet BUlutangkis INdonesia
Written By O tea on Tuesday, 26 May 2009 | Tuesday, May 26, 2009
ProfiL - Icuk Sugiarto Atlet BUlutangkis INdonesia
Icuk Sugiarto, lahir tanggal 4 Oktober 1962 dari pasangan Harjo Sudarmo dan Ciptaningsih (alm) di kota Solo. Terlahir dari anak 3 dari tujuh bersaudara. Pendidikan dasar dan menengah ditempuhnya di kota Solo. Sang ayah adalah seorang pensiunan Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta dari bagian Karawitan.Sejak kecil orang tua Icuk selalu mendukung apa yang menjadi tujuan hidupnya, menjadi atlet bulutangkis. Icuk kecil mengenal olahraga ini pada saat ia berusia 12 tahun. Klub tempat Pertama kali Icuk diasah adalah Klub Taruna, kemudian Klub Abadi. Pelatih Suratman adalah orang yang pertama kali mempengaruhi gaya bermain Icuk.
Penampilannya Icuk di Munadi Cup tersebut mempesona banyak orang, salah satunya adalah M. Ridwan S., yang pada saat itu menjabat sebagai pelatih sekaligus pencari bibit atlet muda dari Bimantara Tangkas. Diapun menggandeng Icuk, yang kemudian dimasukkan ke sekolah atlet Ragunan di Jakarta Selatan. Tak lama di sana, Icuk di tarik ke Pelatihan Nasional (Pelatnas) dibawah bimbingan pelatih Tahir Djide, saat itu tahun 1979. Dibawah pelatihan Tahir Djide permainan Icuk semakin terasah, ia pun berhasil meraih juara I Kompetisi Bulutangkis Pelajar Se-Asia pada tahun 1979, saat usianya 17 tahun. Setahun selepas saat itu, Icuk berhasil meraih juara I Kejuaraan Nasional di Nomor Ganda Putra bersama Sigit Pamungkas.
Perjuangan Icuk mencapai puncaknya pada tahun 1983. Dia berhasil menjadi Juara Dunia di Kejuaraan Dunia Di Coppenhagen, Denmark. Dengan mengalahkan Liem Swie King. Icuk bermain sangat gemilang tepat di depan presiden IOC (International Olympic Comitee) saat itu, Juan Antonio Samaranch, ketika Federasi Bulutangkis Intenasional (IBF) sedang berusaha membuat olahraga bulutangkis dimasukkan kedalam salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di dalam olimpiade.
Sejak saat itu prestasi Icuk semakin meningkat. Dalam kurun waktu antara tahun 1983-1989, Icuk menyabet sekitar 32 gelar kejuaraan.
Icuk Sugiarto menikah pada tahun 1983 dengan seorang wanita yang bernama Nina Yaroh pada tanggal 5 juli. Istrinya adalah wanita asli Medan, Sumatera Utara, yang lahir pada 26 Juni 1962 dan juga atlet putri nasional. Ibu Nina Yaroh juga aktif dalam kepengurusan cabang PBSI daerah Jakarta Barat.
Dari pernikahan Icuk dan Nina Yaroh, terlahir 2 orang putra putri. Seorang putri bernama Nastassia Oktaviani Sugiarto, lahir pada tanggal 3 Oktober 1984 dan seorang putra yang bernama Tommy Sugiarto yang lahir pada tanggal 13 Mei 1988, dan si bungsu Jauza Fadhilla Sugiarto.
Steleah memutuskan menggantung reket sebagai atlet, Icuk memulai karir sebagai pelatih klub PB Paelita Bakrie. Kecintaannya terhadapa bulu tangkis Indonesia dibuktikan dengan menolah tawaran menjadi pelatih di luar negeri seperti Perancis dan Malaysia. Keaktifannya dalam organisasi bulu tangkis membawanya hingga kepengurusan PBSI.
Tahun 2004, ia melepaskan posisi di PBSI setelah diangkat menjadi Staff Khusus Menteri Negara Pemuda dan Olahraga untuk periode 2004-2009.
Prestasi
Prestasi Icuk dimulai saat ia bertanding merebut Piala Munadi di Semarang, Jawa Tengah, di tahun 1974. Penampilannya Icuk di Munadi Cup tersebut mempesona banyak orang, salah satunya adalah M. Ridwan S., yang pada saat itu menjabat sebagai pelatih sekaligus pencari bibit atlet muda dari Bimantara Tangkas. Diapun menggandeng Icuk, yang kemudian dimasukkan ke sekolah atlet Ragunan di Jakarta Selatan. Tak lama di sana, Icuk di tarik ke Pelatihan Nasional (Pelatnas) dibawah bimbingan pelatih Tahir Djide. Saat itu tahun 1979. Dibawah pelatihan Tahir Djide permainan Icuk semakin terasah, ia pun berhasil meraih juara I Kompetisi Bulutangkis Pelajar Se-Asia pada tahun 1979, saat usianya 17 tahun. Setahun selepas saat itu, Icuk berhasil meraih juara I Kejuaraan Nasional di Nomor Ganda Putra bersama Sigit Pamungkas.
Perjuangan Icuk saat itu mencapai puncaknya pada tahun 1983. Dia berhasil menjadi Juara Dunia di Kejuaraan Dunia Di Coppenhagen, Jerman. Sejak saat itu prestasi Icuk semakin meningkat. Dalam kurun waktu antara tahun 1983-1989, Icuk menyabet sekitar 32 gelar kejuaraan.
Prestasi yang pernah diraihnya antara lain :
1979 & 1980 Juara I Single & Double Asean Pelajar.
1980 Juara Double Nasional.
1981 Juara I Double India Terbuka.
1981 Juara Double PON IX.
1982 Juara I Double Asian Games
1982, 1986, 1988 Juara I Single Indonesia Terbuka
1985 Juara Single PON X
1983 s/d 1987 Juara Nasional.
1983 s/d 1986 Juara I Taiwan Terbuka.
1983 Juara Dunia Single.
1984 Juara I Single Malaysia Terbuka.
1984, 1985 Juara I Single Thailand Terbuka.
1984 Juara I Single Belanda Terbuka
1985 Juara I Single Piala Dunia ALBA
1985, 1987, 1989 Juara Single Sea Games.
1986 Juara I Single China Terbuka.
1986 Juara I Single Piala Dunia 555
1987 Runner Up Single All England
1988 Juara I Single Perancis Terbuka
1988 Juara I Single Hongkong Terbuka
1984, 1986, 1988, 1990 Team Thomas Cup.
1983, 1984, 1985 Team Asia.
Info by Diaan I love bulutangkis
0 komentar:
Post a Comment